Senin, 29 Februari 2016

Bethlehem

http://nguyenphuongcau.com/npc/wp-content/uploads/2015/10/bethlehem.jpg 





Betlehem atau Bethlehem (bahasa Arab: بيت لحم, Bayt Laḥm, "rumah daging"; bahasa Ibrani: בית לחם, Standar Bet léḥem/Bet láḥem Tiberias Bêṯ léḥem/Bêṯ lāḥem ; "rumah roti"; bahasa Yunani: Βηθλεέμ; bahasa Latin: Bethleem; bahasa Inggris: Bethlehem) adalah sebuah kota Palestina di Tepi Barat dan merupakan sebuah pusat budaya Palestina dan industri pariwisata. Penduduknya berjumlah 29.019 jiwa (2005).[2][3][4]
Kota ini memiliki arti penting bagi umat Kristen karena dipercayai sebagai tempat kelahiran Yesus dari Nazaret. Kuburan Rahel yang penting dalam agama Yahudi terletak di pinggiran kota ini. Betlehem juga merupakan tempat bagi komunitas Kristen Palestina terbesar di Timur Tengah. Kota ini terletak sekitar 10 km di sebelah selatan Yerusalem, dengan ketinggian sekitar 765 meter (2.510 kaki) di atas permukaan laut. Kota raya Betlehem juga mencakup kota kecil Beit Jala dan Beit Sahour.
Gereja Kelahiran, dibangun oleh Konstantin Agung (tahun 330 M), berdiri di tengah Betlehem di atas sebuah gua yang dalam bahasa Inggris disebut Holy Crypt, dan yang menurut tradisi Kristen merupakan tempat Yesus Kristus dilahirkan. Ini merupakan gereja Kristen tertua di dunia. Dekat dengannya terletak sebuah gua lainnya di mana konon Hieronimus, seorang bapa gereja, menghabiskan tiga puluh tahun hidupnya menterjemahkan Alkitab dari bahasa Yunani ke bahasa Latin (lihat Vulgata).
Di Betlehem terdapat Universitas Betlehem,[5] sebuah lembaga pendidikan besar Katolik Roma yang didirikan di bawah arahan Vatikan.

Etimologi

Menurut buku yang berjudul "Jejak Yakjuj dan Makjuj" karya Wisnu Sasongko, asal mula nama Bethlehem adalah ketika seorang nabi yang bernama Hazqiyal (Yehezkiel) menyaksikan proses kebangkitan kembali dari ribuan tulang belulang dari Bani Israel.[6]
Bethlehem berasal dari dua suku kata Bayt (البيت) yang berarti rumah dan Lahm (لحم) berarti daging, maka jika disatukan menjadi Bayt al-Lahm, secara harfiah memiliki arti tempat daging, tetapi makna yang lebih tepat adalah tempat menyatunya (terbungkusnya) tulang belulang dengan daging. Peristiwa ini dicatat dalam Kitab Ezekiel, Nubuat Pembangunan (Yehezkiel 37:1-14).

Sejarah

Alkitab

Kota ini terletak di "daerah perbukitan" dari Yehuda, yang mulanya dinamai Efrata (Kejadian 35:16, 19; Kejadian 48:7; Rut 4:11). Daerah ini juga dinamai Betlehem Efrata (Mikha 5:1), Betlehem-Yehuda (1 Samuel 17:12), dan "kota Daud" (Lukas 2:4). Kota ini pertama kali dicatat dalam Kitab Suci sebagai tempat di mana Rahel meninggal dan dikuburkan "di jalan", tepat di utara kota itu (Kejadian 48:7). Kota ini menjadi kediaman asal Yonatan bin Gersom bin Musa dari suku Lewi (Hakim-hakim 17 dan 18), serta gundik dari seorang Lewi yang kemudian menjadi penyebab peperangan orang Israel dengan bani Benyamin (Hakim-hakim 19 sampai 21). Lembah di sebelah timur adalah tempat berlangsungnya kisah Rut orang Moab. Ini adalah ladang-ladang tempat ia memetik gandum, dan jalan yang ditempuhnya ketika ia dan Naomi kembali ke kota (Kitab Rut pasal 1 sampai 4.

Kota Daud

Yang paling penting, Betlehem adalah tempat kelahiran Daud, raja kedua Israel. Kota ini pun merupakan tempat ia diurapi menjadi raja oleh Samuel (1 Samuel 16:4-13). Dari sumur Betlehem inilah tiga dari pahlawannya membawa air untuknya dengan mempertaruhkan nyawa mereka ketika Daud berada di gua Adulam (2 Samuel 23:13-17).

Periode Israel dan Yehuda

Konfirmasi arkeologi bahwa Bethelem merupakan kota di Israel ditemukan pada tahun 2012 pada penggalian di Kota Daud dalam bentuk suatu segel bulla (meterai segel yang ditekan pada tanah liat kering) dengan tulisan abjad Ibrani Kuno yang terdiri dari 3 baris berbunyi:
  • baris 1: pada tahun ke-7
  • baris 2: dari kota Betlehem
  • baris 3: kepada raja,"
menunjukkan bahwa meterai itu digunakan untuk menyegel tali yang menutup kiriman biji-bijian, anggur dan barang-barang lain sebagai pembayaran pajak pada sekitar abad ke-8 sampai ke-7 SM.[7]

Tempat kelahiran Yesus

                                                                                             
 Bintang perak yang menandai tempat kelahiran Yesus menurut tradisi gereja.
 
Kota ini adalah tempat kelahiran dari Dia "yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala" (Mikha 5:1). Di sinilah kelahiran Mesias dinantikan. Karena itu, Injil Lukas 2:4 dan Matius 2:1 melaporkan bahwa Yesus Kristus, yang mereka beritakan sebagai sang Mesias, dilahirkan di Betlehem, meskipun ia kemudian dibesarkan di Nazaret, Galilea. Matius melaporkan bahwa Herodes, setelah kelahiran Yesus, memerintahkan "menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah" (Matius 2:16, 18; Yeremia 31:15).

Masa Romawi dan Bizantium

Bagian dalam Gereja Kelahiran
 
Kota ini hancur pada masa pemberontakan Bar Kokhba (132-135 M) dan orang-orang Romawi membangun sebuah tempat suci untuk Adonis di tempat kelahiran Yesus. Baru pada tahun 326 gereja Kristen pertama dibangun, ketika Helena, ibunda kaisar Kristen pertama, Konstantin, mengunjungi Betlehem.
Pada masa pemberontakan Samaria pada 529, Betlehem dirampok, dan tembok-tembok kota serta Gereja Kelahiran dihancurkan, namun semuanya itu segera dibangun kembali berdasarkan perintah Kaisar Yustinianus. Pada 614, Persia menyerbu Palestina dan merebut Betlehem. Kisah yang diceritakan dalam sumber-sumber yang belakangan mengatakan bahwa mereka membatalkan rencana menghancurkan Gereja Kelahiran ketika mereka melihat gambar orang majus yang dilukiskan mengenakan pakaian Persia dalam salah satu mosaik di Gereja itu.

Pemerintahan Arab dan Perang Salib

Pada 637, tak lama setelah Yerusalem direbut tentara-tentara Muslim, Kalifah Umar ibn al-Khattab mengunjungi Betlehem dan berjanji bahwa Gereja Kelahiran akan dilestarikan untuk dipakai orang Kristen.
Pada 1099 Betlehem direbut oleh para Tentara Salib, yang membentenginya dan membangun sebuah biara yang baru di sebelah utara Gereja Kelahiran. Kota itu makmur di bawah pemerintahan mereka. Pada hari Natal tahun 1100 Baldwin I, raja Frankia pertama dari Kerajaan Yerusalem, dinobatkan di Betlehem, dan tahun itu, keuskupan Latin juga dibentuk di kota tersebut.
Pada 1187, Saladin merebut Betlehem dari tangan Tentara Salib, dan para rohaniwan Latin dipaksa pergi. Saladin menyetujui kembalinya dua imam dan dua diaken Latin pada 1192. Namun kota itu menderita karena hilangnya bisnis dari para peziarah. Betlehem untuk sementara waktu kembali ke tangan Tentara Salib melalui perjanjian antara 1229 dan 1244. Pada 1250, dengan berkuasanya Rukn al-Din Baibars, toleransi terhadap kekristenan menurun, para pendeta meninggalkan kota, dan pada 1263 tembok-tembok kota dihancurkan. Para agamawan Latin kembali ke kota itu selama abad berikutnya, membentuk biara yang berdampingan dengan Basilika, dan pada 1347 Ordo Fransiskan mendapatkan hak milik atas Gua Kelahiran serta hak untuk menyelenggarakan dan memelihara Basilika itu.

Betlehem di bawah Kerajaan Ottoman

Pemandangan Betlehem pada 1894 dengan para peziarah (gambar oleh Karl Oenike)
 
Di bawah kekuasaan Ottoman sejak 1517, kekuasaan atas Basilika diperebutkan sengit antara Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks.
Dari 1831 hingga 1841 Palestina berada di bawah pemerintahan Muhammad Ali dari Mesir. Pada masa ini, kota ini mengalami gempa bumi dan penghancuran wilayah Muslim oleh para pasukan, sebagai pembalasan atas sebuah pembunuhan. Pada 1841, Betlehem sekali lagi berada di bawah kekuasaan Ottoman, hingga akhir Perang Dunia I dan pemaksaan Mandat Inggris atas Palestina.

Abad ke-20

Betlehem modern
 
Dalam resolusi Sidang Umum PBB tahun 1947 untuk membagi Palestina, Betlehem dimasukkan dalam enklaf internasional khusus Yerusalem untuk dikuasai oleh PBB. Yordania menduduki kota itu pada Perang Arab-Israel 1948. Banyak pengungsi dari daerah-daerah yang direbut oleh pasukan-pasukan Zionis pada 1947 - 1948 datang ke Betlehem, membangun kemah-kemah di utara kota dekat jalan ke Yerusalem dan di perbukitan di selatan antara kota itu dan Kolam Salomo. Semua ini kemudian menjadi kemah-kemah resmi pengungsi dari Beit Jibrin (atau al-'Azza) dan 'A'ida (di utara) dan Deheisheh di selatan. Arus masuk pengungsi ini mengubah demografi Betlehem secara drastis.
Yordan mempertahankan kekuasaan atas kota itu hingga 1967, ketika Betlehem direbut oleh Israel bersama-sama dengan sisa bagian dari Tepi Barat.
Pada 21 Desember 1995, Betlehem menjadi salah satu wilayah di bawah kekuasaan penuh oleh Otoritas Palestina. Ia menjadi ibukota distrik Betlehem. Populasi Kristen bukan lagi mayoritas penduduk di situ, tetapi sebuah peraturan khusus mensyaratkan bahwa walikota dan mayoritas dewan kota harus Kristen.


(sumber: id.wikipedia.org )


Gereja Gantung


Kairo Hanging Church BW 1.jpg
Gereja Ortodoks Koptik Santa Perawan Maria juga dikenal sebagai Gereja Gantung (El Muallaqa) adalah salah satu gereja tertua dan bersejarah di Mesir. Memiliki nama lain Al-Muallaqa yang artinya sesuatu yang digantung. Hal ini dikarenakan gereja tersebut dibangun di atas tanah dan ditunjang oleh tiang yang menahannya. Gereja ini merupakan gereja Koptik yang paling terkenal di kota Kairo dan gereja ini dipersembahkan kepada Perawan Maria maka gereja ini dikenal juga sebagai gereja Maria.
Dibangun pada abad ke-7 Masehi dan pada abad ke-11 bangunan ini kediaman resmi Paus Ortodoks Koptik dari Aleksandria.
Di bagian depan terdapat mimbar yang ditunjang oleh 13 pilar yang mewakili Yesus bersama ke 12 murid-Nya. Yang menarik dari ke 13 pilar tersebut adalah terdapat pilar yang berwarna hitam yang berarti Yudas Iskariot dan yang berwarna abu-abu yang berarti Tomas.
Kebanyakan ikon di dalam gereja ini berasal dari abad ke 8 bahkan ada yang berasal dari abad ke 5 dan 6 masehi.
Di dalam dari gereja ini terdapat ruangan yang dipersembahkan kepada Perawan Maria, St. George dan Yohanes Pembaptis.

(sumber :  id.wikipedia.org)

Yubileum Luar Biasa Kerahiman


Yubileum Luar Biasa Kerahiman (bahasa Inggris: Extraordinary Jubilee of Mercy, bahasa Latin: Iubilaeum Extraordinarium Misericordiae), atau disebut juga Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah, adalah suatu masa doa dalam Gereja Katolik Roma yang dimulai pada Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda (8 Desember) tahun 2015 sampai dengan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam (20 November) tahun 2016.
Sama seperti yubileum sebelumnya, perayaan ini dipandang oleh Gereja Katolik sebagai masa pengampunan dosa dan pengampunan universal. Disebut sebagai Yubileum luar biasa karena belum pernah ditetapkan sebelumnya; normalnya yubileum biasa dirayakan setiap 25 tahun. Yubileum 2016 pertama kali diumumkan oleh Paus Fransiskus pada tanggal 13 Maret 2015. Paus Fransiskus kemudian memaklumkannya dengan mengeluarkan bulla kepausan yang berjudul Misericordiae Vultus (Wajah Kerahiman) pada tanggal 11 April 2015. Perayaan ini merupakan tahun suci ke-27 sepanjang sejarah, setelah Yubileum Agung tahun 2000 pada masa kepausan Yohanes Paulus II. Hari pembukaan perayaan ini juga merupakan peringatan yang ke-50 atas penutupan Konsili Vatikan II.
Pada bulan-bulan sebelumnya ditekankan bahwa sang Paus menginginkan agar Yubileum ini dirayakan bukan hanya di Roma, tetapi juga di seluruh dunia; dan untuk pertama kalinya semua pintu suci di setiap keuskupan akan dibuka, baik di katedral utama atau pun di gedung-gedung gereja setempat yang bersejarah. Pintu suci pertama dibuka oleh Paus Fransiskus di Bangui, Afrika Tengah, pada tanggal 29 November 2015 dalam kunjungannya ke Afrika.

Bulla kepausan

Yubileum Kerahiman secara resmi dideklarasikan melalui bulla kepausan Misericordiæ Vultus, yang dikeluarkan pada tanggal 11 April 2015, yang mana menekankan pentingnya kerahiman atau belas kasih dan kebutuhan untuk "menatap" padanya; bulla tersebut juga mengingatkan perlunya Gereja bersikap lebih terbuka, dan tetap menghidupi semangat Konsili Vatikan II.
Pintu-pintu suci semua basilika utama di Roma (termasuk Pintu Suci Basilika Santo Petrus) dibuka, dan "Pintu-pintu Kerahiman" khusus dibuka di berbagai katedral dan gereja utama lainnya di seluruh dunia. Pembukaan pintu suci di Basilika Santo Petrus kali ini merupakan pertama kalinya dua orang paus hadir bersamaan, karena Paus Emeritus Benediktus XVI juga hadir atas undangan Paus Fransiskus.
Dengan berjalan melewati pintu-pintu suci tersebut, umat beriman dapat memperoleh indulgensi setelah memenuhi ketentuan sebagaimana biasanya yaitu berdoa untuk intensi Paus, menerima Sakramen Rekonsiliasi, tidak terikat pada dosa apapun juga, dan menerima Ekaristi. Sepanjang masa Prapaskah pada tahun itu, secara khusus diadakan pelayanan penitensi selama 24 jam, imam-imam yang secara khusus memenuhi kualifikasi dan berpengalaman (disebut "Para Misionaris Kerahiman") akan tersedia di setiap keuskupan untuk melayankan pengampunan atas, bahkan, dosa-dosa yang sangat berat, termasuk kasus-kasus khusus yang umumnya merupakan wewenang Lembaga Penitensial Apostolik dari Takhta Suci.
Dalam bulla tersebut, Paus Fransiskus menyatakan tentang pembukaan pintu suci: "Pintu Suci akan menjadi sebuah Pintu Kerahiman di mana siapa pun yang memasukinya akan mengalami kasih Allah yang menentramkan, mengampuni, dan menanamkan pengharapan".

Konsesi-konsesi

Diumumkan bahwa semua imam (selama tahun Yubileum ini, hingga berakhirnya pada tanggal 20 November 2016) diizinkan untuk memberikan absolusi bagi pelaku aborsi; selain di Amerika Utara, wewenang ini hanya dimiliki oleh para uskup dan imam-imam tertentu yang diberikan mandat oleh uskup mereka.
Dalam surat yang sama, Paus Fransiskus juga memberikan izin bagi para imam Komunitas St. Pius X (SSPX) agar dapat memberikan absolusi secara valid, sedangkan dalam situasi normal mereka tidak memiliki wewenang untuk melayankan sakramen ini.

Logo dan himne

Logo resminya dirancang oleh Pastor Marko I. Rupnik, memperlihatkan Yesus, perwujudan dari Kerahiman, memanggul "seorang yang hilang" di atas bahunya, menekankan betapa dalamnya perikemanusiaan sang Juruselamat; kedua mata-Nya menyatu dengan kedua mata orang yang diusung itu. Latar logo tersebut berupa tiga oval konsentris, dengan warna-warna yang semakin terang ke sisi luar, yang berarti bahwa Yesus membawa orang tersebut keluar dari kegelapan dosa. Di satu sisi gambar tersebut juga terdapat semboyan resminya: Merciful Like the Father (bahasa Latin: Misericordes Sicut Pater; Berbelas kasih Seperti Bapa), diambil dari Lukas 6:36, yang mana menjadi suatu undangan untuk mengikuti teladan Bapa dengan cara mengasihi dan mengampuni tanpa batas.
Himne resminya, dengan sebagian besar syairnya diambil dari Injil, Korintus, dan Mazmur, dikarang oleh Eugenio Costa, S.J. dan musik aslinya digubah oleh Paul Inwood.


(sumber: id.wikipedia.org)

Minggu, 28 Februari 2016

Itinerary Egypt Holyland Petra 12hr

  • Hari 1
    Jakarta – Cairo
    Berkumpul di bandara Soekarno-Hatta terminal 2D, dan berangkat menuju Cairo, Mesir

  • Hari 2
    Cairo
    Setibanya di Cairo, kita ziarah ke gereja ABU SERGA serta BEN EZRA SYNAGOG, serta Gereja GANTUNG (HANGING CHURCH). Sore, kita ke hotel untuk beristirahat.  

  • Hari 3
    Cairo
    Tour kota Cairo Meliputi GIZA PYRAMIDS dan SPHINX. Kemudian kita ke salah satu industri parfum, kita juga akan ke tempat pembuatan souvenir khas Mesir, Papirus. Malam hari, kita mengikuti TOUR TAMBAHAN – ‘NIle Cruise’ sambil menyaksikan pertunjukan tradisional.

  • Hari 4
    Cairo – St.Catherine
    Tinggalkan Cairo menuju ST. CATHERINE ( GUNUNG SINAI) melalui TERUSAN SUEZ dengan singgah di MARA, lalu melintasi ELIM dan RAFIDIM dan melewati SHARAM EL SHEIKH. Setibanya di St. Chaterine, kita check in hotel, dilanjutkan dengan persiapan mendaki ke puncak Gunung Sinai.

  • Hari 5
    St. Catherine – Yerusalem
    Berkemas menuju perbatasan TABA, masuk TANAH TERJANJI.  Sore hari tiba di  KOTA MULIA YERUSALEM .

  • Hari 6
    Yerusalem
    Berziarah ke BETHLEHEM, serta mengunjungi GEREJA PADANG GEMBALA, lalu ke BUKIT ZAITUN kita akan membuat foto kenangan dengan latar belakang YERUSALEM KOTA TUA dan mengunjungi KAPEL KENAIKAN. GEREJA BAPA KAMI, menyusuri JALAN MINGGU PALEM, GEREJA DOMINUS FLEVIT hingga TAMAN GETSEMANI. Bermalam di YERUSALEM..

  • Hari 7
    Yerusalem
    Mengunjungi Gereja ST. ANNA, tempat lahir Bunda Maria dan KOLAM BETHESDA. Kemudian sambil memanggul SALIB, kita menjalani VIA DOLOROSA (Jalan Salib) yang ditempuh Yesus dari pengadilan Pontius Pilatus sampai ke BUKIT GOLGOTA yang berakhir di GEREJA MAKAM KUDUS. Lalu ke BUKIT SION, Gereja ST. PETER GALICANTU, disini kita melihat penjara Yesus setelah ditangkap di Taman Getsemani, RUANG PERJAMUAN TERAKHIR  dan MAKAM RAJA DAUD. Sore hari ke TEMBOK RATAPAN .

  • Hari 8
    Yerusalem – Tiberias
    Meninggalkan kota Yerusalem menuju Jaffa/Yope. Kita juga akan melewati dan melihat TEL AVIV, kota modern di Israel, serta CAESAREA, kota Romawi di pantai Mediterania, untuk melihat Aquaduct, kemudian kita ke HAIFA, kota pelabuhan, dimana terdapat Gua ELIA di Gereja STELLA MARIS GUNUNG KARMEL. Lalu ke NAZARETH, Gereja Kabar Gembira. Setelah itu kita ke KANNA Misa Kudus untuk memperbaharui janji pernikahan. Bermalam di TIBERIAS .

  • Hari 9
    Tiberias
    Mendaki GUNUNG TABOR. Kemudian ke bukit SABDA BAHAGIA. Naik perahu nelayan menyeberangi DANAU GALILEA menuju KAPERNAUM, TABGA,. CHURCH OF THE PRYMACY. Terakhir ke YARDENIT Sungai Yordan. Bermalam di TIBERIAS.

  • Hari 10
    Tiberias - Petra
    Ke perbatasan SHEIKH HUSSEIN  menyebrangi Sungai Yordan masuk Negara YORDANIA. Lalu dengan bus kita menuju PETRA "THE RED ROSE". Menginap di PETRA

  • Hari 11

    Petra - Mt. Nebo  – Amman – Jakarta
    KIta ke GUNUNG NEBO. Dari ketinggian Gunung Nebo inilah Musa sebelum wafat diizinkan Tuhan melihat TANAH KANAAN. Selepas Makan siang, Anda menuju QUEEN ALIA Airpot  untuk terbang menuju Jakarta.


  • Hari 12
    Jakarta
    Home Sweet Home. Terima kasih atas partisipasi Anda bersama . Sampai jumpa di acara Tour Ziarah kami lainnya. Tuhan Memberkati, Amin.
         

Itinerary Egypt Holyland 11hr

  • Hari 1
    Jakarta – Cairo
    Berkumpul di bandara Soekarno-Hatta terminal 2D, dan berangkat menuju Cairo, Mesir

  • Hari 2
    Cairo
    Setibanya di Cairo, kita ziarah ke gereja ABU SERGA serta BEN EZRA SYNAGOG, serta Gereja GANTUNG (HANGING CHURCH). Sore, kita ke hotel untuk beristirahat.  

  • Hari 3
    Cairo
    Tour kota Cairo Meliputi GIZA PYRAMIDS dan SPHINX. Kemudian kita ke salah satu industri parfum, kita juga akan ke tempat pembuatan souvenir khas Mesir, Papirus. Malam hari, kita mengikuti TOUR TAMBAHAN – ‘NIle Cruise’ sambil menyaksikan pertunjukan tradisional.

  • Hari 4
    Cairo – St.Catherine
    Tinggalkan Cairo menuju ST. CATHERINE ( GUNUNG SINAI) melalui TERUSAN SUEZ dengan singgah di MARA, lalu melintasi ELIM dan RAFIDIM dan melewati SHARAM EL SHEIKH. Setibanya di St. Chaterine, dilanjutkan dengan persiapan mendaki ke puncak Gunung Sinai.

  • Hari 5
    St. Catherine – Yerusalem
    Menuju perbatasan TABA, masuk TANAH TERJANJI. Kemudian bersuka ria dengan mengapung di Laut Mati. Kemudian ke Jericho. Lalu menuju KOTA MULIA YERUSALEM .

  • Hari 6
    Yerusalem
    Berziarah ke BETHLEHEM, serta mengunjungi GEREJA PADANG GEMBALA, lalu ke BUKIT ZAITUN kita akan membuat foto kenangan dengan latar belakang YERUSALEM KOTA menyusuri JALAN MINGGU PALEM, GEREJA DOMINUS FLEVIT hingga TAMAN GETSEMANI. Bermalam di YERUSALEM..

  • Hari 7
    Yerusalem
    Mengunjungi Gereja ST. ANNA dan KOLAM BETHESDA. Kemudian sambil memanggul SALIB, kita menjalani VIA DOLOROSA sampai ke BUKIT GOLGOTA yang berakhir di GEREJA MAKAM KUDUS. Lalu ke BUKIT SION, Gereja ST. PETER GALICANTU, disini kita melihat penjara Yesus setelah ditangkap di Taman Getsemani, RUANG PERJAMUAN TERAKHIR  dan MAKAM RAJA DAUD. Sore hari ke TEMBOK RATAPAN .

  • Hari 8
    Yerusalem – Tiberias
    Meninggalkan kota Yerusalem menuju Jaffa/Yope. Kita juga akan melewati dan melihat TEL AVIV, kota modern di Israel, serta CAESAREA, kota Romawi di pantai Mediterania, untuk melihat Aquaduct, kemudian kita ke HAIFA, Dimana setelah itu kita ke KANNA Misa Kudus untuk memperbaharui janji pernikahan. Bermalam di TIBERIAS .

  • Hari 9
    Tiberias
    Mendaki GUNUNG TABOR. Kemudian ke bukit SABDA BAHAGIA. Naik perahu nelayan menyeberangi DANAU GALILEA menuju KAPERNAUM, TABGA,. CHURCH OF THE PRYMACY. Terakhir ke YARDENIT Sungai Yordan. Bermalam di TIBERIAS.

  • Hari 10

    Tiberias – Amman – Jakarta
    Pukul 7 pagi kita ke perbatasan SHEIKH HUSSEIN menyebrangi Sungai Yordan masuk Negara YORDANIA. Lalu dengan bus kita menuju ke GUNUNG NEBO. Dari ketinggian Gunung Nebo inilah Musa sebelum wafat diizinkan Tuhan melihat TANAH KANAAN. Selepas Makan siang, Anda menuju QUEEN ALIA Airpot  untuk terbang menuju Jakarta.



  • Hari 11
    Jakarta
    Home Sweet Home. Terima kasih atas partisipasi Anda bersama . Sampai jumpa di acara Tour Ziarah kami lainnya. Tuhan Memberkati, Amin.